Selasa, 18 Juni 2013

Sejarah hukum Jatuh Bebas

Galileo Galilei

Tahukah Anda bahwa hukum tentang jatuh yang biasa kita pelajari waktu kita di bangku SMP maupun SMA itu kapan pertama kali ditemukan? mungkin simpel banget jika dilihat(doang). “Cuma” benda jatuh, yaudah deh kena kepala sakit hehehe(bercanda). Akan tetapi sempat berfikir nggak sih kalau seandainya benda jatuh itu tidak bergantung massa untuk sampai jatuh ke tanah. Nah, hal ini pertama kali ditemukan oleh
seorang ilmuan yang sudah terkenal yaitu Galileo Galilei.
Galileo galilei merupakan seorang ilmuan Itali yang lahir di kota Pisa tahun 1564. Pada suatu ketika di musim panas(1598), beliau menemukan sesuatu yang unik mengenai rantai lampu yang berayun di katedral. Beliau berfikir kalau lampu tersebut selalu berayun dengan kecepatan yang sama. Kemudian beliau juga berfikir bahwa massa benda tidak berpengaruh terhadap kecepatan ayunan dari lampu. Untuk memastikan hal tersebut beliau memutuskan untuk menghitung waktu lampu berosilasi. Untuk mengukur waktunya beliau menggunakan detak leher beliau. Beliau mengukur hal tersebut dengan massa yang berbeda-beda mulai dari lampu yang kecil hingga lampu yang besar. Setelah beberapa saat menghitung, waktu ayunannya ternyata sama saja antara waktu ayunan lampu yang besar maupun yang kecil. Ternyata benar apa yang diasumsikan beliau sebelumnya. Maka dari itu, setelah mengetahui hal tersebut, beliau mengerti bahwa hal ini sangat berbeda dengan apa yang dipercaya orang-orang pada 2000 tahun yang lalu. Akhirnya pada suatu kesempatan sebelum kelas beliau di Universitas Pisa, beliau mengumumkan sesuatu. Sebelum itu beliau membawa batu bata. Beliau membawa 2 batu bata yang berbeda beratnya. Di salah satu tangan beliau terdapat batu bata yang beratnya 2 kali dengan berat batu bata yang di tangan lain. Ibarat kalau di tangan kanan pegang 1 kg kemudian yang kiri 2 kg ataupun sebaliknya. Kemudian  beliau berkata “ Anak-anak(karena yang dengerin muridnya), saya telah melihat bandul yang berayun. Dan saya bisa menarik kesimpulan bahwa Aristoteles salah”. Setelah itu para siswa tersentak, kok bisa Aristoteles salah. Hal ini terjadi karena para siswa belajar diawal bahwa Aristoteles, seorang filosofi Yunani kuno, dimana menjadi pondasi awal dari ilmu sains dan masih belum ada kebenaran baru yang bisa menentangnya. Singkat cerita, dahulu Aristoteles telah berkata bahwa ketika suatu benda jatuh maka semakin berat benda akan semakin cepat benda itu bergerak. Untuk membuktikan atau meyakinkan muridnya akan hal itu, Galileo berdiri diatas mejanya dengan membawa batu bata yang ada ditangannya. Dalam kejadian itu beliau mensimulasikannya dengan menjatuhkan keduanya secara bersamaan di depan mata kepala siswanya. Setelah batu bata jatuh maka Galileo bertanya lagi ke siswanya, “Apakah yang berat yang paling cepat?”. Kemudian setelah melihatnya, para siswanya menjawab serentak “Tidak!! Keduanya jatuh di lantai secara bersamaan”. Dari kejadian itu sudah terbukti ternyata Aristoteles salah. Akan tetapi meskipun kebenaran tersebut telah diungkap, dunia belum bisa menerima kejadian tersebut. Salah satu teman dari Galileo yang bernama Ostilio Ricci berkata bahwa 2 buah batu bata dengan 1 batu bata itu hampir sama, hal tersebut membuat Ricci belum begitu percaya bahwa Aristoteles sepenuhnya salah. Mendengar hal itu semua Galileo memutuskan untuk membuat suatu pembuktian yang lebih dramatis dan dengan tujuan agar orang-orang bisa melihat semua kebenaran tersebut. Galileo mencoba menjatuhkan suatu bola meriam dengan berat 1 pound dan berat 10 pound pada ketinggian 191 kaki di menara Pisa. Akan tetapi meskipun hal tersebut dilakukan atau tidak, Ilmu sains sudah ditemukan dari kejadian sebelumnya.


 sumber : Kendall Haven "100 Greatest Science Discoveries of All Time"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar