Pada bagian ini kita akan membahas medan
listrik dan potensial listrik.
Pada bab sebelumnya (Listrik statis 1), kita
sudah mengenal adanya gaya listrik antara benda yang bermuatan listrik. Kalau
kita perhatikan, gaya listrik ini bekerja bahkan tanpa adanya sentuhan (kontak)
antar benda yang bermuatan.
Dari situ kita coba cari suatu besaran yang
menyatakan suatu daerah yang dipengaruhi gaya listrik meski tanpa bersentuhan
tadi. Daerah tersebut kita sebut sebagai suatu medan, dimana akan muncul
gaya listrik jika kita letakkan suatu benda bermuatan listrik tertentu di
dalamnya.
Didalam daerah tersebut ada suatu medan
listrik yang bekerja, meskipun tidak ada benda bermuatan lain (sebagai benda
uji) yang kita letakkan di daerah tersebut. Medan listrik ini akan menghasilkan
gaya listrik jika kita letakkan benda uji bermuatan ke dalamnya.
Oleh karena itu, kita definisikan suatu
besaran yang disebut medan listrik itu sebagai gaya listrik yang dirasakan
benda bermuatan untuk tiap besarnya muatan uji, atau dirumuskan sebagai
\bar{E}=\frac{\bar{F}}{q^2},
sehingga jika suatu benda bermuatan q berada
dalam pengaruh medan listrik \bar{E}, maka
benda tersebut akan mengalami gaya listrik sebesar \bar{F}=q\bar{E}.
Selanjutnya karena medan listrik juga
merupakan suatu besaran vektor, bagaimana kita menggambarkan medan listrik
untuk benda bermuatan positif dan negatif?
Contoh paling sederhana adalah benda titik
atau benda bulat (berbentuk bola) yang bermuatan positif atau negatif, gambar
medan listrik untuk masing-masing benda bermuatan tersebut seperti pada Gambar
1 berikut.
Medan listrik oleh muatan positif adalah
mengarah keluar sedangkan untuk muatan negatif mengarah kedalam (menuju muatan
negatif).
Dari perumusan medan listrik di atas, untuk
gaya listrik yang dirasakan oleh muatan uji q adalah
\bar{F}=k\frac{q_0q}{r^2}\hat{r},
sehingga bisa kita peroleh medan listrik
yang dihasilkan oleh benda bermuatan q_0 adalah
\bar{E} = k \frac{q_0}{r^2}\hat{r}.
Kaitannya dengan energi potensial listrik
dan potensial listrik, perumusannya mirip dengan energi potensial gravitasi.
Pada gravitasi, suatu benda bermassa m akan
mengalami gaya gravitasi oleh benda lain yang bermassa M dengan
perumusan seperti:
\bar{F}=-G\frac{Mm}{r^2}\hat{r},
yang mana G adalah
suatu konstanta gravitasi. Kemudian dikenal energi potensial gravitasi yang
dalam perumusannya adalah dalam bentuk
\bar{F}=-\frac{dU}{dr}\hat{r},
dengan U adalah
energi potensial gravitasi. Dari perumusan di atas, bisa kita cek bahwa energi
potensial gravitasi memiliki bentuk
U=-\frac{GMm}{r} + C,
dengan C adalah
suatu konstanta. Maka untuk perumusan energi potensial listrik statis dengan
melihat perumusan umum \bar{F}=-\frac{dU}{dr}\hat{r}, maka kita
bisa memperoleh bentuk energi potensial listrik statis sebagai:
U=-\frac{kQq}{r} + C.
Baik pada energi potensial gravitasi maupun
energi potensial listrik statis kita lihat ada suatu konstanta C, apa makna
dari konstanta tersebut?
Konstanta tersebut menjelaskan bahwa energi
potensial baik itu pada gravitasi maupun pada listrik statis bergantung pada
acuan, yang dipentingkan di sini adalah perubahan energi potensial.
Sebagai contoh pada kasus jatuh bebas akibat
gravitasi, bisa kita bilang bahwa energi kinetik benda yang jatuh bertambah dan
bersamaan pula energi potensial gravitasinya berkurang, yang artinya perubahan
energi potensial menyebabkan bertambahnya energi kinetik.
Jadi bagaimana jika energi potensial suatu
benda diam? Bisa kita bilang bahwa energi potensial (baik itu gravitasi atau
listrik statis) bisa bernilai berapa saja, tergantung acuan posisi yang
digunakan. Hanya saja, ketika energi potensial tersebut mengalami perubahan
(bertambah atau berkurang), maka akibatnya akan sama (untuk kedua acuan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar